Eksposisi Yunus 4:1-11
Yunus 4:1-3
1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.”
Ada sesuatu yang aneh setelah kita baca ketiga ayat ini.
Kalau kita baca ayat 2 di atas dengan seksama – Yunus tahu bahwa ALLAH kita adalah ALLAH yang penuh dengan kasih dan sayang. ALLAH kita itu panjang sabar dan berlimpah kasih setia-NYA, juga “menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-NYA”
Kutipan yang terakhir perlu saya perbaiki. TUHAN kita tidak pernah membuat keputusan secara gegabah – IA tidak pernah menyesali keputusan yang telah dibuat. Oleh karena itu saat saya baca versi NIV dari ayat Yun 4:2 ini – saya dapati kata “relents”.
JONAH 4:2He prayed to the LORD, “O LORD, is this not what I said when I was
still at home? That is why I was so quick to flee to Tarshish. I knew
that you are a gracious and compassionate God, slow to anger and
abounding in love, a God who relents from sending calamity.
Yang artinya Yunus berdoa kepada TUHAN, “Ya TUHAN, bukankah ini yang
telah kukatakan kepada-Mu ketika aku masih di rumahku? Oleh karena
inilah aku begitu cepat melarikan diri ke Tarsis. Aku sudah tahu bahwa
Engkau adalah ALLAH yang mengampuni dan penyayang, lambat marah dan
berlimpah dalam kasih, ALLAH yang membatalkan / mencabut putusan /
memikirkan kembali untuk mengirimkan bencana kehancuran.
Kata “Relents” ini sinonim dengan mencabut, memikirkan kembali, membatalkan. Bukan berarti menyesal.
Jadi yang sebenarnya terjadi adalah inilah bukti bahwa TUHAN kita itu
sebenarnya tidak pernah mau menghukum manusia. Setiap kali manusia
berbuat keji di hadapan TUHAN, berbuat hal-hal yang mendukakan TUHAN –
TUHAN akan berusaha untuk memperingatkan kita untuk kembali kepada
jalan-NYA, supaya TUHAN tidak perlu menghukum manusia atas perbuatan
mereka.
Jadi TUHAN kita itu selain sungguh mengasihi kita, TUHAN kita juga
tegas terhadap yang berbuat dosa. BAPA di surga sungguh adalah ALLAH
yang maha ADIL. IA memberikan kesempatan kepada kita manusia untuk
bertobat sebelum hukuman itu dijatuhkan.
Yang terjadi pada kota Niniwe ini adalah mereka sadar dan mereka
adalah orang-orang yang percaya kepada ALLAH dan perbuatan mereka telah
mengetuk hati TUHAN yang sebenarnya tidak mau menghukum kota Niniwe.
Oleh karena itu TUHAN membatalkan / mencabut hukuman atas kota tersebut.
Jadi TUHAN kita tidak pernah menyesal atas keputusan yang telah
dibuat-NYA, tapi IA bisa saja membatalkan / mencabut hukuman atas kita –
asalkan kita bertobat, mengakui dosa kita dan mau kembali kepada
jalan-NYA.
Kembali ke pertanyaan mengapa Yunus marah
Mengapa Yunus marah sampai ia minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya?
Mengapa Yunus menghindari perintah TUHAN untuk memberitakan firman-NYA di kota Niniwe?
Saat saya baca kitab Yunus ini dari pasal 4 – lalu saya baca ulang
dari pasal pertama. Saya tidak berhasil menemukan mengapa Yunus
melarikan diri dari tugas yang diperintahkan TUHAN. Saya juga tidak
menemukan mengapa Yunus begitu kesal kepada tugas yang diberikan
kepadanya, sehingga Yunus minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya.
Akhirnya saya cari komentar-komentar para ahli yang mempelajari kitab
Yunus ini dan dituliskan bahwa Yunus adalah orang Israel. Warga Niniwe
bukan bangsa Israel. Yunus adalah salah satu dari bangsa Israel yang
masih menganggap bahwa keselamatan adalah milik bangsa Israel saja dan
bukan untuk bangsa-bangsa lain di dunia.
Inilah yang menyebabkan Yunus begitu kesal dan marah, sampai-sampai ia minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya.
Yunus kesal dan marah akibat arogansi yang ada dalam dirinya karena
ia seorang bangsa Israel, sebuah bangsa yang merupakan pilihan TUHAN. Ia
melarikan diri dari tugas yang diberikan kepadanya, karena ia tidak
ingin ada bangsa lain yang diselamatkan dan dikasihi oleh TUHAN.
Dengan kesombongan dan dengan keyakinan yang berlebih bahwa Yunus
pasti masuk surga; Yunus minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya,
karena Yunus tahu “hidup adalah milik TUHAN“. Yunus sangat tahu, bunuh diri merupakan dosa besar dan ia akan menerima hukuman kekal di neraka jika melakukannya.
Yunus di masa kini melambangkan orang Kristen yang telah menerima
keselamatan, orang Kristen yang mengenal dan belajar firman. Akan
tetapi, kabar keselamatan ini disimpan sendiri. Orang Kristen yang macam
ini tidak mau berbagi apa yang ia tahu akan firman TUHAN. Orang ini
lebih senang ngurusi dirinya sendiri, tanpa memperdulikan keselamatan
orang-orang di sekitarnya. Sungguh orang semacam ini telah berdosa
kepada TUHAN tanpa ia sadari.
Ia tidak menyadari bahwa setiap orang yang telah terbebas dari dosa
di masa sekarang adalah orang-orang Kristen perjanjian baru. Kita
dibebaskan oleh darah YESUS, kita telah ditebus oleh darah-NYA; Darah
YESUS adalah Darah Perjanjian yang mengikat kita semua yang terima
penebusan ini. Melalui perjannjian ini kita mempunyai tugas dan
kewajiban untuk mengabarkan injil keselamatan yaitu injil YESUS KRISTUS.
Dan Yunus telah berdosa karena telah berusaha mengatur TUHAN dengan meminta TUHAN untuk mencabut nyawanya.
YUN 4:4
Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?”
Lalu TUHAN menegur Yunus yang sedang marah pada ayat 4 ini dengan berkata “Layakkah engkau marah?“
Sebuah pertanyaan yang sifatnya agar Yunus untuk instropeksi diri,
agar Yunus bertanya kepada dirinya sendiri “apakah pantas Yunus marah
karena kasih TUHAN atas kota Niniwe?”
Apakah kita patut mempertanyakan kasih TUHAN?
Apakah kita patut memberi tahu TUHAN siapa yang layak untuk menerima kasih dan sayang-NYA?
Apakah kita lebih tahu daripada TUHAN?
_________________________________________________________________________________
YUN 4:5
Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah
timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah
naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
Ayat berikutnya TUHAN sendiri mengajar Yunus untuk lebih mengenal kasih TUHAN kepada kota Niniwe.
Dituliskan pada ayat ke 5 – Yunus yang masih dengan perasaan kesal
dan marah keluar dari kota Niniwe, mendirikan sebuah pondok / tempat
berteduh yang sederhana (dalam NIV ditulis “shelter”) dan duduk di bawah
bayangan-nya (dalam NIV ditulis “shadow”). Lalu Yunus menantikan apa
yang akan terjadi atas kota itu.
Di sini diajarkan – bahwa kalau kita dikuasai amarah, kita tidak
dapat mendengar firman TUHAN. Karena di ayat sebelumnya TUHAN telah
berfirman bahwa TUHAN telah mencabut keputusan-NYA untuk menghukum kota
Niniwe.
Akan tetapi yang Yunus perbuat adalah Yunus malah pergi ke Timur
dengan tujuan supaya ia tidak ketinggalan melihat apa yang akan terjadi
kepada kota Niniwe; agar ketika matahari menyingsing Yunus masih
berharap TUHAN mendengar dan mengabulkan keinginannya – yaitu kota
Niniwe tetap dihukum.
YUN 4:5
Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak
melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada
kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
Lalu dituliskan – Yunus membuat tempat berteduh sementara dari
teriknya matahari, ia berteduh di bawah bayangan tempat berteduh. Ayat 6
– TUHAN membuat pohon jarak (NIV: Vine – tanaman merambat) untuk tumbuh
di atas kepala Yunus dan menaunginya dengan tujuan agar Yunus reda
kesal dan marahnya. Pohon jarak dari TUHAN ini berhasil membuat Yunus
bersuka cita karenanya. Akan tetapi Yunus bukan bersuka cita atas
keajaiban yang TUHAN perbuat baginya, melainkan suka citanya Yunus oleh
karena pohon jarak semata.
YUN 4:7-9
7
Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah
datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.
8
Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah
angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala
Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: “Lebih
baiklah aku mati dari pada hidup.”
9
Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: “Layakkah engkau marah karena
pohon jarak itu?” Jawabnya: “Selayaknyalah aku marah sampai mati.”
Kemudian ayat 7 dan 8 – akan tetapi berikutnya, saat fajar
menyingsing TUHAN mengirimkan seekor ulat yang dalam waktu singkat
membuat pohon jarak itu layu. Lalu saat matahari terbit meninggalkan
horizon, ALLAH membuat angin timur yang sangat panas dan membakar.
Ditambah dengan panasnya sinar matahari yang sangat menyakiti kepala
Yunus.
Lalu dalam ayat 9 – TUHAN menegur Yunus sekali lagi dengan menanyakan
pertanyaan yang tujuannya sama dengan ayat 4 di atas dan kali ini Yunus
masih belum sadar juga, Yunus tetap menyimpan amarahnya dan berharap ia
dapat mati oleh tangan TUHAN.
Tidakkah terasa aneh, kalau kita sebagai seorang pelayan TUHAN saat
menghadapi masalah (angin timur dan terik matahari) dan saat kesenangan
pribadi kita diambil oleh TUHAN – malah menjadi kesal dan marah, lalu
ujung-ujungnya selalu minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawa kita??
Bukankah sudah seharusnya kalau pelayan TUHAN itu tunduk sepenuhnya
kepada perintah TUHAN? Dan bukan memaksakan kehendak pribadi kepada
TUHAN? Kemudian jika ada masalah, bukankah pelayan TUHAN itu seharusnya
memohon pertolongan TUHAN dan bukan minta mati?
Satu hal yang perlu kita renungkan.
Janganlah karena kita sudah menjadi pelayan TUHAN, lalu dengan sangat
yakin kita sudah beriman telah beroleh keselamatan yang datang dari
TUHAN; lalu dengan seenaknya kita bisa minta untuk mati saja, karena
kita tidak mau susah di dalam TUHAN, karena kita tidak mau dibentuk dan
diajar oleh TUHAN??
Sungguh perilaku Yunus ini adalah sebuah sikap dan pola pikir yang
harus kita buang jauh-jauh, karena sikap dan pola pikir Yunus ini
membuat kita bukan semakin dekat kepada TUHAN, malah membuat kita
semakin jauh dari TUHAN.
YUN 4:10-11
10
Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang
untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau
tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam
pula.
11
Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu,
yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya
tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang
banyak?”
Kemudian dalam ayat 10 TUHAN mulai menjelaskan kepada Yunus dan
kepada kita semua maksud dari menumbuhkan pohon jarak hingga pohon itu
layu.
TUHAN berfirman bahwa Yunus lebih sayang dan lebih perduli kepada
pohon jarak yang bukan hasil pekerjaan Yunus sendiri. Dan Yunus lebih
memperhatikan pohon jarak yang sifatnya sementara itu ketimbang warga
kota Niniwe yang lebih berarti dan yang lebih perlu diperhatikan oleh
Yunus, oleh pelayan TUHAN, oleh kita semua.
Ayat 11 – kata “Aku” mewakili ALLAH, ALLAH yang akan lebih menyayangi
kota Niniwe yang jauh lebih bernilai daripada pohon jarak. ALLAH lebih
menghargai jiwa manusia ketimbang pohon jarak yang melambangkan segala
hal yang TUHAN telah ciptakan dan sediakan di atas muka bumi ini.
Lalu dijelaskan oleh ALLAH bahwa penduduk kota Niniwe yang jumlahnya
lebih dari seratus dua puluh ribu orang, semuanya itu tidak tahu cara
membedakan tangan kanan dari tangan kiri dengan jumlah ternak yang
banyak.
Maksud ALLAH dengan tangan kanan dan kiri serta jumlah ternak yang
banyak adalah warga kota Niniwe beserta harta yang mereka miliki – tidak
tahu perbuatan mana yang merupakan dosa dan mana yang bukan. Hidup
mereka, pekerjaan mereka dan hasil yang mereka capai – mereka jalani dan
mereka raih tanpa mengetahui apakah yang telah mereka lakukan adalah
dosa atau bukan.
Dari ayat 11 dapat kita serap bahwa Kota Niniwe ini juga mewakili
kita dan orang-orang di sekitar kita semua pada masa ini, yaitu masih
banyak dari kita yang tidak mengerti dan tidak mengetahui firman
sepenuhnya. Karenanya, terkadang kita suka bingung sendiri, apakah yang
kita perbuat sudah sesuai dengan firman atau belum? Apakah cara hidup
kita dengan harta yang dimiliki atau saat kita berusaha dan berkerja
untuk meraih harta itu, sudah sesuai dengan cara TUHAN atau belum?
Berdosakah kita saat berupaya dalam menjalani hidup kita ini?
_________________________________________________________________________________
Dan yang dapat saya simpulkan setelah membaca seluruh ayat dalam kitab Yunus ini adalah;
Pada kesempatan ini TUHAN hendak mengajar kepada kita semua, termasuk
kepada saya pribadi untuk lebih setia dalam menjalankan perintah TUHAN.
Untuk menanggalkan kesombongan, amarah dan kepentingan pribadi yang
sudah pasti tidak sejalan dengan cara TUHAN.
Untuk menanggalkan akal pikiran kita yang sudah pasti bukan pemikiran
TUHAN dan sudah pasti tidak mampu menduga rencana-rencana TUHAN yang
ajaib di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Untuk lebih menghargai dan memperhatikan jiwa-jiwa yang belum
mengenal ALLAH atau jiwa-jiwa yang sudah Kristen tapi tidak tahu
perbuatan mereka itu dosa atau bukan. Singkat kata yaitu untuk
mengabarkan injil YESUS kepada semua orang, tanpa memandang asal-usul
mereka, tanpa menghakimi apakah mereka layak atau tidak layak menerima
keselamatan itu.
Untuk tidak lebih memperhatikan hal-hal yang sifatnya sementara,
yaitu segala hal yang ada di muka bumi ini. Yang asal dan
pertumbuhannya, beserta hasilnya bukanlah hasil usaha kita semata,
melainkan ciptaan TUHAN, pemberian dari TUHAN yang disediakan bagi kita
selama kita di muka bumi ini.
Untuk lebih menghargai hidup yang kita miliki saat ini dan untuk
menghasilkan yang terbaik dari hidup kita ini melalui talenta yang TUHAN
telah berikan kepada tiap pribadi.
Dan untuk tetap bersandar kepada TUHAN di setiap saat, apalagi di
saat banyak masalah terus menghimpit kita, banyak masalah yang membuat
kita panas, masalah yang membuat kita seperti tanah kering. Janganlah
cepat putus asa seperti Yunus yang minta agar nyawanya diambil TUHAN,
karena kita tidak tahu apa rencana TUHAN atas apa yang terjadi atau yang
kita hadapi saat ini.
Karena mungkin saja saat ini kita sedang dalam proses diajar,
dibentuk dan diubahkan oleh TUHAN. Untuk menjadi ciptaan-NYA yang baru.
2 KOR 5:17-18
17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
18
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami.
Di dalam KRISTUS, melalui penebusan yang YESUS genapi – kita adalah
ciptaan baru. Yang baru itu ialah KRISTUS YESUS, IA sudah datang dan IA
sudah menyediakan keselamatan bagi kita. Tinggal terserah kepada kita
untuk meraih keselamatan itu atau membiarkannya berlalu.
Melalui darah yang KRISTUS curahkan di atas kayu salib – kita menjadi
layak untuk menghadap dan bersekutu dengan ALLAH BAPA yang memiliki dan
menciptakan segala yang di bumi dan di surga.
Dan kita telah dipercaya oleh ALLAH BAPA untuk menjadi pelayan
pendamaian, yaitu untuk mengabarkan berita Injil YESUS yang telah
menebus dosa-dosa kita, mati ganti kita.
Yang terakhir, percayalah dan imanilah bahwa TUHAN mampu, TUHAN
sanggup melakukan perkara ajaib bagi kita yang berseru kepada-NYA. Ia mendengar. TUHAN memberkati kita semua.
http://dawords.wordpress.com/2009/03/02/yunus-dan-kota-ninewe-yun-41-11-jonah-41-11/
Sangat menarik dan mudah dipahami.
BalasHapusMakasi yach...GBU.