Minggu, 29 Januari 2012

Eksposisi Yunus 4:1-11

Eksposisi Yunus 4:1-11

Yunus  4:1-3

1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.

2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.

3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.”

Ada sesuatu yang aneh setelah kita baca ketiga ayat ini.

Kalau kita baca ayat 2 di atas dengan seksama – Yunus tahu bahwa ALLAH kita adalah ALLAH yang penuh dengan kasih dan sayang. ALLAH kita itu panjang sabar dan berlimpah kasih setia-NYA, juga “menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-NYA”

Kutipan yang terakhir perlu saya perbaiki. TUHAN kita tidak pernah membuat keputusan secara gegabah – IA tidak pernah menyesali keputusan yang telah dibuat. Oleh karena itu saat saya baca versi NIV dari ayat Yun 4:2 ini – saya dapati kata “relents”.

JONAH 4:2He prayed to the LORD, “O LORD, is this not what I said when I was still at home? That is why I was so quick to flee to Tarshish. I knew that you are a gracious and compassionate God, slow to anger and abounding in love, a God who relents from sending calamity.
Yang artinya Yunus berdoa kepada TUHAN, “Ya TUHAN, bukankah ini yang telah kukatakan kepada-Mu ketika aku masih di rumahku? Oleh karena inilah aku begitu cepat melarikan diri ke Tarsis. Aku sudah tahu bahwa Engkau adalah ALLAH yang mengampuni dan penyayang, lambat marah dan berlimpah dalam kasih, ALLAH yang membatalkan / mencabut putusan / memikirkan kembali untuk mengirimkan bencana kehancuran.
Kata “Relents” ini sinonim dengan mencabut, memikirkan kembali, membatalkan. Bukan berarti menyesal.
Jadi yang sebenarnya terjadi adalah inilah bukti bahwa TUHAN kita itu sebenarnya tidak pernah mau menghukum manusia. Setiap kali manusia berbuat keji di hadapan TUHAN, berbuat hal-hal yang mendukakan TUHAN – TUHAN akan berusaha untuk memperingatkan kita untuk kembali kepada jalan-NYA, supaya TUHAN tidak perlu menghukum manusia atas perbuatan mereka.
Jadi TUHAN kita itu selain sungguh mengasihi kita, TUHAN kita juga tegas terhadap yang berbuat dosa. BAPA di surga sungguh adalah ALLAH yang maha ADIL. IA memberikan kesempatan kepada kita manusia untuk bertobat sebelum hukuman itu dijatuhkan.
Yang terjadi pada kota Niniwe ini adalah mereka sadar dan mereka adalah orang-orang yang percaya kepada ALLAH dan perbuatan mereka telah mengetuk hati TUHAN yang sebenarnya tidak mau menghukum kota Niniwe. Oleh karena itu TUHAN membatalkan / mencabut hukuman atas kota tersebut. Jadi TUHAN kita tidak pernah menyesal atas keputusan yang telah dibuat-NYA, tapi IA bisa saja membatalkan / mencabut hukuman atas kita – asalkan kita bertobat, mengakui dosa kita dan mau kembali kepada jalan-NYA.
Kembali ke pertanyaan mengapa Yunus marah
Mengapa Yunus marah sampai ia minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya?
Mengapa Yunus menghindari perintah TUHAN untuk memberitakan firman-NYA di kota Niniwe?
Saat saya baca kitab Yunus ini dari pasal 4 – lalu saya baca ulang dari pasal pertama. Saya tidak berhasil menemukan mengapa Yunus melarikan diri dari tugas yang diperintahkan TUHAN. Saya juga tidak menemukan mengapa Yunus begitu kesal kepada tugas yang diberikan kepadanya, sehingga Yunus minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya.
Akhirnya saya cari komentar-komentar para ahli yang mempelajari kitab Yunus ini dan dituliskan bahwa Yunus adalah orang Israel. Warga Niniwe bukan bangsa Israel. Yunus adalah salah satu dari bangsa Israel yang masih menganggap bahwa keselamatan adalah milik bangsa Israel saja dan bukan untuk bangsa-bangsa lain di dunia.
Inilah yang menyebabkan Yunus begitu kesal dan marah, sampai-sampai ia minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya.
Yunus kesal dan marah akibat arogansi yang ada dalam dirinya karena ia seorang bangsa Israel, sebuah bangsa yang merupakan pilihan TUHAN. Ia melarikan diri dari tugas yang diberikan kepadanya, karena ia tidak ingin ada bangsa lain yang diselamatkan dan dikasihi oleh TUHAN.
Dengan kesombongan dan dengan keyakinan yang berlebih bahwa Yunus pasti masuk surga; Yunus minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawanya, karena Yunus tahu “hidup adalah milik TUHAN“. Yunus sangat tahu, bunuh diri merupakan dosa besar dan ia akan menerima hukuman kekal di neraka jika melakukannya.
Yunus di masa kini melambangkan orang Kristen yang telah menerima keselamatan, orang Kristen yang mengenal dan belajar firman. Akan tetapi, kabar keselamatan ini disimpan sendiri. Orang Kristen yang macam ini tidak mau berbagi apa yang ia tahu akan firman TUHAN. Orang ini lebih senang ngurusi dirinya sendiri, tanpa memperdulikan keselamatan orang-orang di sekitarnya. Sungguh orang semacam ini telah berdosa kepada TUHAN tanpa ia sadari.
Ia tidak menyadari bahwa setiap orang yang telah terbebas dari dosa di masa sekarang adalah orang-orang Kristen perjanjian baru. Kita dibebaskan oleh darah YESUS, kita telah ditebus oleh darah-NYA; Darah YESUS adalah Darah Perjanjian yang mengikat kita semua yang terima penebusan ini. Melalui perjannjian ini kita mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengabarkan injil keselamatan yaitu injil YESUS KRISTUS.
Dan Yunus telah berdosa karena telah berusaha mengatur TUHAN dengan meminta TUHAN untuk mencabut nyawanya.
YUN 4:4
Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?”
Lalu TUHAN menegur Yunus yang sedang marah pada ayat 4 ini dengan berkata “Layakkah engkau marah?
Sebuah pertanyaan yang sifatnya agar Yunus untuk instropeksi diri, agar Yunus bertanya kepada dirinya sendiri “apakah pantas Yunus marah karena kasih TUHAN atas kota Niniwe?”
Apakah kita patut mempertanyakan kasih TUHAN?
Apakah kita patut memberi tahu TUHAN siapa yang layak untuk menerima kasih dan sayang-NYA?
Apakah kita lebih tahu daripada TUHAN?
_________________________________________________________________________________
YUN 4:5
Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
Ayat berikutnya TUHAN sendiri mengajar Yunus untuk lebih mengenal kasih TUHAN kepada kota Niniwe.
Dituliskan pada ayat ke 5 – Yunus yang masih dengan perasaan kesal dan marah keluar dari kota Niniwe, mendirikan sebuah pondok / tempat berteduh yang sederhana (dalam NIV ditulis “shelter”) dan duduk di bawah bayangan-nya (dalam NIV ditulis “shadow”). Lalu Yunus menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
Di sini diajarkan – bahwa kalau kita dikuasai amarah, kita tidak dapat mendengar firman TUHAN. Karena di ayat sebelumnya TUHAN telah berfirman bahwa TUHAN telah mencabut keputusan-NYA untuk menghukum kota Niniwe.
Akan tetapi yang Yunus perbuat adalah Yunus malah pergi ke Timur dengan tujuan supaya ia tidak ketinggalan melihat apa yang akan terjadi kepada kota Niniwe; agar ketika matahari menyingsing Yunus masih berharap TUHAN mendengar dan mengabulkan keinginannya – yaitu kota Niniwe tetap dihukum.
YUN 4:5
Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
Lalu dituliskan – Yunus membuat tempat berteduh sementara dari teriknya matahari, ia berteduh di bawah bayangan tempat berteduh. Ayat 6 – TUHAN membuat pohon jarak (NIV: Vine – tanaman merambat) untuk tumbuh di atas kepala Yunus dan menaunginya dengan tujuan agar Yunus reda kesal dan marahnya. Pohon jarak dari TUHAN ini berhasil membuat Yunus bersuka cita karenanya. Akan tetapi Yunus bukan bersuka cita atas keajaiban yang TUHAN perbuat baginya, melainkan suka citanya Yunus oleh karena pohon jarak semata.
YUN 4:7-9
7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.
8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: “Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.”
9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya: “Selayaknyalah aku marah sampai mati.”
Kemudian ayat 7 dan 8 – akan tetapi berikutnya, saat fajar menyingsing TUHAN mengirimkan seekor ulat yang dalam waktu singkat membuat pohon jarak itu layu. Lalu saat matahari terbit meninggalkan horizon, ALLAH membuat angin timur yang sangat panas dan membakar. Ditambah dengan panasnya sinar matahari yang sangat menyakiti kepala Yunus.
Lalu dalam ayat 9 – TUHAN menegur Yunus sekali lagi dengan menanyakan pertanyaan yang tujuannya sama dengan ayat 4 di atas dan kali ini Yunus masih belum sadar juga, Yunus tetap menyimpan amarahnya dan berharap ia dapat mati oleh tangan TUHAN.
Tidakkah terasa aneh, kalau kita sebagai seorang pelayan TUHAN saat menghadapi masalah (angin timur dan terik matahari) dan saat kesenangan pribadi kita diambil oleh TUHAN – malah menjadi kesal dan marah, lalu ujung-ujungnya selalu minta kepada TUHAN untuk mencabut nyawa kita??
Bukankah sudah seharusnya kalau pelayan TUHAN itu tunduk sepenuhnya kepada perintah TUHAN? Dan bukan memaksakan kehendak pribadi kepada TUHAN? Kemudian jika ada masalah, bukankah pelayan TUHAN itu seharusnya memohon pertolongan TUHAN dan bukan minta mati?
Satu hal yang perlu kita renungkan.
Janganlah karena kita sudah menjadi pelayan TUHAN, lalu dengan sangat yakin kita sudah beriman telah beroleh keselamatan yang datang dari TUHAN; lalu dengan seenaknya kita bisa minta untuk mati saja, karena kita tidak mau susah di dalam TUHAN, karena kita tidak mau dibentuk dan diajar oleh TUHAN??
Sungguh perilaku Yunus ini adalah sebuah sikap dan pola pikir yang harus kita buang jauh-jauh, karena sikap dan pola pikir Yunus ini membuat kita bukan semakin dekat kepada TUHAN, malah membuat kita semakin jauh dari TUHAN.
YUN 4:10-11
10 Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”
Kemudian dalam ayat 10 TUHAN mulai menjelaskan kepada Yunus dan kepada kita semua maksud dari menumbuhkan pohon jarak hingga pohon itu layu.
TUHAN berfirman bahwa Yunus lebih sayang dan lebih perduli kepada pohon jarak yang bukan hasil pekerjaan Yunus sendiri. Dan Yunus lebih memperhatikan pohon jarak yang sifatnya sementara itu ketimbang warga kota Niniwe yang lebih berarti dan yang lebih perlu diperhatikan oleh Yunus, oleh pelayan TUHAN, oleh kita semua.
Ayat 11 – kata “Aku” mewakili ALLAH, ALLAH yang akan lebih menyayangi kota Niniwe yang jauh lebih bernilai daripada pohon jarak. ALLAH lebih menghargai jiwa manusia ketimbang pohon jarak yang melambangkan segala hal yang TUHAN telah ciptakan dan sediakan di atas muka bumi ini.
Lalu dijelaskan oleh ALLAH bahwa penduduk kota Niniwe yang jumlahnya lebih dari seratus dua puluh ribu orang, semuanya itu tidak tahu cara membedakan tangan kanan dari tangan kiri dengan jumlah ternak yang banyak.
Maksud ALLAH dengan tangan kanan dan kiri serta jumlah ternak yang banyak adalah warga kota Niniwe beserta harta yang mereka miliki – tidak tahu perbuatan mana yang merupakan dosa dan mana yang bukan. Hidup mereka, pekerjaan mereka dan hasil yang mereka capai – mereka jalani dan mereka raih tanpa mengetahui apakah yang telah mereka lakukan adalah dosa atau bukan.
Dari ayat 11 dapat kita serap bahwa Kota Niniwe ini juga mewakili kita dan orang-orang di sekitar kita semua pada masa ini, yaitu masih banyak dari kita yang tidak mengerti dan tidak mengetahui firman sepenuhnya. Karenanya, terkadang kita suka bingung sendiri, apakah yang kita perbuat sudah sesuai dengan firman atau belum? Apakah cara hidup kita dengan harta yang dimiliki atau saat kita berusaha dan berkerja untuk meraih harta itu, sudah sesuai dengan cara TUHAN atau belum?
Berdosakah kita saat berupaya dalam menjalani hidup kita ini?
_________________________________________________________________________________
Dan yang dapat saya simpulkan setelah membaca seluruh ayat dalam kitab Yunus ini adalah;
Pada kesempatan ini TUHAN hendak mengajar kepada kita semua, termasuk kepada saya pribadi untuk lebih setia dalam menjalankan perintah TUHAN. Untuk menanggalkan kesombongan, amarah dan kepentingan pribadi yang sudah pasti tidak sejalan dengan cara TUHAN.
Untuk menanggalkan akal pikiran kita yang sudah pasti bukan pemikiran TUHAN dan sudah pasti tidak mampu menduga rencana-rencana TUHAN yang ajaib di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Untuk lebih menghargai dan memperhatikan jiwa-jiwa yang belum mengenal ALLAH atau jiwa-jiwa yang sudah Kristen tapi tidak tahu perbuatan mereka itu dosa atau bukan. Singkat kata yaitu untuk mengabarkan injil YESUS kepada semua orang, tanpa memandang asal-usul mereka, tanpa menghakimi apakah mereka layak atau tidak layak menerima keselamatan itu.
Untuk tidak lebih memperhatikan hal-hal yang sifatnya sementara, yaitu segala hal yang ada di muka bumi ini. Yang asal dan pertumbuhannya, beserta hasilnya bukanlah hasil usaha kita semata, melainkan ciptaan TUHAN, pemberian dari TUHAN yang disediakan bagi kita selama kita di muka bumi ini.
Untuk lebih menghargai hidup yang kita miliki saat ini dan untuk menghasilkan yang terbaik dari hidup kita ini melalui talenta yang TUHAN telah berikan kepada tiap pribadi.
Dan untuk tetap bersandar kepada TUHAN di setiap saat, apalagi di saat banyak masalah terus menghimpit kita, banyak masalah yang membuat kita panas, masalah yang membuat kita seperti tanah kering. Janganlah cepat putus asa seperti Yunus yang minta agar nyawanya diambil TUHAN, karena kita tidak tahu apa rencana TUHAN atas apa yang terjadi atau yang kita hadapi saat ini.
Karena mungkin saja saat ini kita sedang dalam proses diajar, dibentuk dan diubahkan oleh TUHAN. Untuk menjadi ciptaan-NYA yang baru.

2 KOR 5:17-18
17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Di dalam KRISTUS, melalui penebusan yang YESUS genapi – kita adalah ciptaan baru. Yang baru itu ialah KRISTUS YESUS, IA sudah datang dan IA sudah menyediakan keselamatan bagi kita. Tinggal terserah kepada kita untuk meraih keselamatan itu atau membiarkannya berlalu.
Melalui darah yang KRISTUS curahkan di atas kayu salib – kita menjadi layak untuk menghadap dan bersekutu dengan ALLAH BAPA yang memiliki dan menciptakan segala yang di bumi dan di surga.
Dan kita telah dipercaya oleh ALLAH BAPA untuk menjadi pelayan pendamaian, yaitu untuk mengabarkan berita Injil YESUS yang telah menebus dosa-dosa kita, mati ganti kita.
Yang terakhir, percayalah dan imanilah bahwa TUHAN mampu, TUHAN sanggup melakukan perkara ajaib bagi kita yang berseru kepada-NYA. Ia mendengar. TUHAN memberkati kita semua.

http://dawords.wordpress.com/2009/03/02/yunus-dan-kota-ninewe-yun-41-11-jonah-41-11/

1 komentar: