Senin, 23 Januari 2012

Bertumbuh di Masa-masa yang Baik

Pdt. Budy Setiawan MDiv.

 Mazmur 16:1-11

Di dalam masa-masa libur seperti ini, di dalam masa-masa yang sebenarnya baik di dalam hidup kita, tetapi kadang-kadang di dalam masa-masa yang seperti ini yang kelihatannya tenang dan banyak waktu yang kosong, sebenarnya bisa menjadi masa yang berbahaya sekali. Kalau kita perhatikan di dalam sejarah Kekristenan ada masa-masa yang sulit, masa-masa dimana orang Kristen dianiaya, masa-masa orang Kristen ditindas, masa-masa orang Kristen dibunuh dsb, masa-masa dimana orang Kristen terpencar berlari ke mana-mana karena dianiaya. Tetapi justru di dalam masa-masa itu Kekristenan menjadi sangat kuat. Orang Kristen justru semakin bersemangat dan semakin berapi-api. Orang Kristen semakin setia dan semakin beriman kepada Tuhan. Ada satu buku mengatakan “semakin dibabat, semakin merambat” untuk menggambarkan kehidupan Kristen di tengah penganiayaan. Banyak sekali contoh-contoh yang kita bisa lihat sebagai anak-anak Tuhan di tengah sdr mengalami kesulitan dan penderitaan seringkali justru itu menjadi masa-masa Tuhan membentuk kita lebih indah, bukan? Sdr ingat masa-masa kita bergumul dan masa-masa dimana kita tidak bisa mengharapkan apapun di dalam hidup kita selain bersandar kepada Tuhan, dimana kita berlutut di hadapan Tuhan, dimana kita mencucurkan air mata di hadapan Tuhan. Itulah justru seringkali menjadi masa-masa Tuhan membentuk kita, masa-masa Tuhan mengukir dengan dalam hati kita, karakter kita, persekutuan kita dengan Tuhan. Tetapi di dalam masa-masa yang lancar seperti ini ada kebahayaannya. Di satu sisi kita bersyukur akan kelancaran tetapi di sisi lain kalau kita melihat contoh di dalam Alkitab misalnya Daud di dalam masa-masa dia menghadapi peperangan dan kesulitan yang besar, menghadapi Goliat yang menghina umat Tuhan, justru di situ dengan berani dan dengan beriman dia menantangnya dan di situ Tuhan memakai dia dengan luar biasa. Tetapi di dalam masa ketika segala sesuatu begitu lancar, ketika dia santai bangun siang-siang dan berjalan di sotoh istananya, maka dia melihat Batsyeba mandi. Dia jatuh ketika dia mulai menganggur. Di situ saat yang berbahaya sekali bagi pria. Masa pria menganggur itu masa yang paling berbahaya. Masa pria tidak mengerjakan apa-apa itu menjadi masa yang paling berbahaya. Di situ kita bisa jatuh di dalam dosa.
Lalu bagaimana? Apakah sebenarnya the good times itu sebenarnya adalah the bad times bagi hidup kita sebagai anak-anak Tuhan? Good times, hal-hal yang baik, yang bagus, yang lancar di dalam hidup kita, masa-masa berlibur, apakah justru itu menjadi saat-saat yang bisa menjatuhkan hidup kerohanian kita? Saya percaya Alkitab mengajar kita tidak seharusnya demikian. Baik itu kesulitan, baik itu tantangan, juga di satu sisi ada kebahayaan yang besar, ada ujian yang besar bagi kita. Tetapi di sisi lain juga itu merupakan anugerah yang boleh membawa kita lebih berbahagia di saat-saat kesulitan. Tetapi good times meskipun juga merupakan anugerah Tuhan, hal yang bahagia, tetapi sekaligus di dalamnya ada hal-hal yang berbahaya yang patut kita perhatikan supaya kita tidak jatuh di dalam dosa yang seperti demikian.
Alkitab mengajar kita akan beberapa hal dari Mzm.16 untuk kita boleh melihat good times kita juga boleh bertumbuh di dalam masa-masa yang baik, kita boleh bertumbuh di dalam iman kita, karakter kita, di dalam masa-masa yang baik. Meskipun berbeda caranya Tuhan membentuk kita seperti di dalam masa-masa kesulitan, pergumulan yang membuat kita sering bertumbuh dimana Tuhan bekerja di situ. Alkitab mengajar kita di dalam masa-masa yang baik, di dalam good times kitapun patut bertumbuh, kitapun harus bertumbuh di dalamnya. Paling sedikit ada empat hal yang perlu kita sadari untuk kita boleh bertumbuh di dalam masa-masa yang baik ini. Yang pertama, di ayat 2 pemazmur berkata, “Aku berkata kepada Tuhan, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada yang baik bagiku selain Engkau.” You are my Lord. Apart from You I have no good thing. Kita boleh menyadari untuk bertumbuh di dalam masa-masa yang baik yang Tuhan berikan kepada kita adalah menyadari bahwa good times, waktu yang baik, anugerah yang baik itu adalah berasal dari Tuhan. Pemazmur menyadari bahwa di luar Allah dia tidak memiliki sesuatupun yang baik. Dia sadar bahwa segala hal yang baik yang dia terima itu berasal dari Tuhan. Ini hal yang penting sekali untuk kita sadari. Yakobus juga mengatakan segala sesuatu yang baik itu berasal dari atas, datanglah dari Allah yang menciptakan segala sesuatu, yang memberikan hal yang baik bagi umatNya. Kita perlu sadar bahwa segala hal yang kita alami, segala hal yang kita terima yang baik adanya, yang membuat kita senang sekali waktu mendapatkannya itu betul-betul berasal dari Tuhan. Mzm. 23 mengatakan Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membaringkan aku ke air yang tenang, Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya. Pemazmur sadar segala hal yang baik itu Tuhan yang berikan. Ketika kita sadar ini adalah yang Tuhan berikan kepada kita, itu membuat kita bersyukur kepadaNya, membuat kita tidak ‘take for granted’ segala hal yang boleh kita terima karena di luar Tuhan tidak ada apapun yang baik di dalam diri kita.
Beberapa minggu yang lalu saya mengunjungi seorang pria setengah baya yang didiagnosa menderita kanker pankreas sudah stadium lanjut. Mendengar berita seperti itu menjadi kesulitan yang besar dan banyak air mata. Tetapi saya justru mendapat banyak berkat dan dihiburkan bagaimana dia memperlihatkan iman yang begitu besar menghadapi semua itu. Dan salah satu hal yang dia katakan, waktu enam bulan yang tersisa bagi dia menjadi satu ‘wake up call’ untuk memakai waktu yang ada untuk merubah seluruh hidupnya, mulai dari hal-hal yang kecil dan tidak berguna semua dibuang. Nonton tv, baca majalah gossip, semua dibuang. Kemudian dia sekeluarga mengisinya dengan apa yang betul-betul berharga, apa yang betul-betul bernilai, apa yang betul-betul bernilai kekekalan. Di dalam kesulitan yang besar seperti itu dia melihat waktu enam bulan adalah good times yang masih Tuhan berikan kepada dia. Itu adalah waktu yang berharga yang Tuhan berikan kepada dia. Karena itu dia mau mengisinya dengan sungguh-sungguh berkenan kepada Tuhan.
John Calvin mengatakan, kita bisa membeli makanan apa di dalam dunia ini kalau kita punya uang, tetapi maasalah menikmati sepotong roti, manusia tidak bisa nikmati itu kecuali karena anugerah Tuhan. Kalimat ini membuat kita sadar setiap hal yang simple yang Tuhan berikan kepada kita harus kita ingat itu adalah anugerah Tuhan. Orang yang menjalani kemoterapi minum air putihpun susah setengah mati. Biarlah kita menyadari this is the grace of God. Ini membuat kita bertumbuh di hadapan Tuhan.
Yang kedua, ayat 9 mengatakan ”...sebab itu hatiku akan bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tentram…” My tongue rejoices and my body also will rest secure. Untuk bertumbuh di saat-saat yang baik adalah kita menyatakan sukacita kita, menyanyikan pujian bagi Tuhan. Itu adalah kelanjutan dari point pertama ketika kita sadar itu adalah anugerah Tuhan maka kita boleh menaikkan pujian kepada Tuhan. Waktu kita mendapat hal yang baik yang betul-betul menyentuh hati kita dan betul-betul berharga bagi kita, kita senang sekali dan kita tidak akan bisa tinggal diam. Kita akan mengangkat pujian di hadapan Tuhan. Di situ kita akab bertumbuh di hadapan Tuhan, bertumbuh di dalam iman kita, bertumbuh di dalam mengerti berapa berharganya anugerah Tuhan di di dalam kehidupan kita.
Martin Luther mengatakan bahwa orang Kristen belajar dari Alkitab dan melalui lagu-lagu hymn yang menyatakan kebenaran Alkitab di dalamnya. Lagu pujian menjadi satu hal yang dekat dengan kita sebagai anak-anak Tuhan, mulai dari lahir sampai kita mati. Itu menjadi satu keunikan hidup Kristen dimana kita boleh menaikkan pujian kepada Tuhan di dalam setiap waktu dan setiap keadaan. Yakobus mengatakan orang yang bersukacita biarlah dia memuji Tuhan dan menaikkan pujian kepada Tuhan di surga.
Kita perlu mengekspresikan sukacita kita ketika kita bersyukur anugerah Tuhan tiba kepada kita dengan menaikkan pujian di tengah jemaat Tuhan. Kalau kita senang, kita tidak mungkin diam saja, bukan? Secara natural itu akan keluar ketika kita sadar ini anugerah Tuhan yang besar, kita akan ekspresikan hal itu. C.S. Lewis mengatakan when the joy is expressed then it becomes complete. Ketika sukacita itu dinyatakan, dia akan menjadi sempurna. Sukacita itu di-share kepada orang dan bukan disembunyikan. Waktu kita senang, kita tidak mungkin diam. Itu adalah natur yang Tuhan kepada kita. Ketika kita senang kita mengungkapkan hal itu, mengekspresikan hal itu dan justru membuat sukacita itu menjadi sempurna waktu sukacita itu dinyatakan. Pemazmur mengatakan sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak. Bersukacitalah dengan segala macam alat musik, nyatakan segala pujian kepada Tuhan. Itu satu hal yang membuat kita bertumbuh di dalam saat-saat yang baik.
Yang ketiga, mendekat kepada Tuhan di dalam saat-saat yang baik. Di dalam waktu-waktu yang baik kita boleh memakainya dengan tenang di hadapan Tuhan, siap mendengar firmanNya. Di dalam hidup yang begitu hectic sepanjang tahun, justru di waktu-waktu yang seperti ini biar kita pakai untuk mendekat kepada Tuhan, mendekatkan diri kepada Tuhan di dalam doa, di dalam membaca firman, dsb. Apakah itu yang kita lakukan? Seringkali waktu-waktu yang baik membuat kita jauh dari Tuhan. Liburan tiga minggu keliling-keliling, tiga minggu tidak ke gereja karena toh sedang liburan. Liburan membuat kita rekreasi melakukan segala macam aktifitas, selesai liburan sakit semua sehingga perlu satu minggu lagi untuk pulih. Itu tidak mengerti arti rekreasi yang sesungguhnya. Rekreasi berasal dari kata ‘re-creation,’ saya rasa itu kata yang bagus sekali. Biarlah kita waktu libur, waktu rekreasi, semua itu menyegarkan jiwa kita, memberi kekuatan baru bagi kerohanian kita untuk boleh bekerja bagi Tuhan dan memuliakan Tuhan di dalam segala apa yang kita kerjakan. Waktu-waktu yang baik adalah waktu dimana kita boleh mendekatkan diri, merefleksi, mengingat apa yang Tuhan sudah kerjakan, bagaimana Tuhan pimpin sejauh ini. Akhir tahun menjadi waktu yang baik sekali kita boleh mendekatkan diri kepada Tuhan. Jangan kita libur menjadi cape luar biasa, pergi jelas boleh, tetapi biarlah kita khususkan waktu. Saya rasa liburan adalah hal yang baik ketika kita betul-betul ambil waktu untuk boleh teduh di hadapan Tuhan, tanpa ada restriksi, tanpa ada yang harus kita kerjakan di waktu kosong kita. Kita boleh dengan bebas membaca firman, memuji Tuhan, merenungkan firman, berdoa kepada Dia, di dalam waktu-waktu itulah kita mendekat diri kepada Tuhan. Waktu saya masih di Jakarta, pelayanan di sana padat sekali, segala macam dipegang, diri mengajar di Institut, STTRII, di STRIJ, pegang satu jemaat juga, di pusat juga, belum lagi ada KKR dan berbagai acara. Rapat kadang-kadang sampai jam satu pagi. Begitu padat dan hectic sekali. Tetapi kadang-kadang ada waktu-waktu yang kosong beberapa hari libur, saya mengajak isteri pergi ke puncak berdua menginap di sana. Itulah waktu dimana kami bisa berbicara dengan dalam, apa yang menjadi dream dan keinginannya, apa yang mau kami capai di dalam pernikahan untuk boleh memuliakan Tuhan. Saya rasa susah bicara akan hal seperti itu waktu kita sama-sama sibuk. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu. Tidak ada waktu untuk merenungkan hal itu. Tetapi waktu kita senggang, waktu dimana tidak ada hal-hal yang merestriksi kita, biar kita boleh pikir dan merenungkan kembali apa yang Tuhan sudah kerjakan di dalam hidup kita. Sejauh mana Tuhan sudah pimpin sampai tahun 2009 ini, yang begitu cepat berjalan dan sebentar lagi kita tinggalkan. Apa yang kita sudah kerjakan bagi Tuhan? Bagaimana kita mengerti Tuhan bekerja di dalam hidup kita? Menuntun sampai sejauh mana? Apakah ada pertumbuhan? Apakah ada hal yang baik yang boleh kita mengerti? Apakah ada kebenaran yang membentuk hidup kita? dan lebih lagi, apakah kita boleh memasuki tahun yang baru dengan kesadaran ada hal-hal yang secara khusus Tuhan bukakan di dalam perjalanan hidup kita sebagai anak Tuhan, sebagai hamba Tuhan sehingga kita boleh mengerti dan melangkah lagi dalam pelayanan, pembentukan Tuhan. Boleh melakukan lagi apa yang Tuhan mau kita kerjakan di dalam hidup kita? Itu menjadi waktu-waktu yang baik kita boleh mendekatkan diri kepada Tuhan. Sdr mau pergi berlibur, pulang ke Indonesia, sdr jangan masuk ke dalam ‘worldly hedonistic’ melakukan apa saja yang engkau mau setelah setahun cape dan sekarang mau ‘gila-gilaan.’ Biarlah kita boleh betul-betul memakai waktu yang baik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Yang terakhir, Rom.2:4 “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaran dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” Saat yang baik harus membawa kita kepada pertobatan. Ketika Petrus sudah sepanjang malam berusaha menangkap ikan tetapi tidak mendapat hasil apapun, maka dengan skeptis dia melakukan apa yang Yesus suruh yaitu menebarkan jalanya di sisi perahunya. “Karena Engkau yang menyuruh, maka aku melakukannya juga,” kata Petrus. Jala itu hampir robek karena penuh dengan ikan. Respons Petrus pertama-tama bukan bersyukur, tetapi dia menceburkan diri dari perahu, menghampiri Yesus dan berlutut di depanNya, “Ya, Tuhan, pergilah daripadaku karena aku ini orang berdosa.” Kebaikan Tuhan membawa kita sadar bahwa kita tidak layak menerima kebaikan Tuhan. Kebaikan Tuhan membawa kita sadar untuk kembali kepada Tuhan. Kadang-kadang Tuhan suka ‘guyonan’ kepada kita. Kita melakukan dosa dan hal yang kita tahu tidak berkenan kepada Tuhan. Kita menjadi gelisah dan tidak tenang. Kalau kita tenang waktu berbuat dosa, itu berbahaya sekali. Waktu Tuhan mendisiplin kita, kita sepatutnya bersyukur karena itu berarti Tuhan masih mengasihi kita. Salah satu disiplin yang diberikan adalah teguran dari Roh Kudus kepada hati kita waktu kita berdosa dan tahu kita melakukannya. Tetap lakukan, tetap ngotot, tetap bandel, tetap keras kepala, dan kita terus berdosa di situ. Waktu kita gelisah dan bergumul karena dosa kita, kadang di situ Tuhan guyonan dan tidak menghukum kita. Sebaliknya Tuhan memberikan anugerah dan kebaikan bagi kita. Bagi orang-orang tertentu tindakan seperti itu menjadi pukulan yang jauh lebih besar. Kalau anak kita bersalah tetapi di dalam ketakutannya kita tidak menghukum dia dan sebaliknya merangkul dia dan memberinya hadiah, itu adalah pukulan yang lebih besar buat dia. Sudah sadar bersalah, tetapi diberi anugerah dan dikasihi Tuhan, diberi kebaikan oleh Tuhan, itu menyentuh hati kita dengan begitu dalam, membawa kita boleh bertobat. Setiap kebaikan Tuhan membuat kita sadar bahwa kita tidak layak menerima anugerah Tuhan yang begitu besar di dalam hidup kita. Di dalam saat-saat yang baik, mengingat anugerah Tuhan di dalam hidup kita membawa kita sekali lagi bertobat, meninggalkan dosa kita dan kembali kepada Tuhan.
Biarlah kita boleh bertumbuh di dalam saat-saat yang baik yang Tuhan sediakan bagi kita. Biarlah kita sadar setiap hal yang baik yang Tuhan berikan kepada kita itu harus membawa kita bertobat, membawa kita kembali kepada Dia, membawa kita berjalan di dalam kehendakNya. Karena Tuhan adalah Tuhan yang baik, Tuhan yang mengasihi kita, Bapa yang di surga yang memberikan segala apa yang kita perlukan dan Dia terus memelihara kita sampai selama-lamanya.
Memasuki tahun yang baru, biar ini menjadi bekal kita. Waktu-waktu berlibur tidak kita pakai untuk bersenang-senang di dalam dosa yang sementara, tetapi kita boleh bersyukur akan anugerah Tuhan, menyatakan sukacita kita kepada Tuhan, kita boleh mendekat diri kepada Tuhan di dalam waktu-waktu yang baik yang membawa kita juga kepada pertobatan.(kz).

http://www.griisydney.org/ringkasan-khotbah/2009/2009/12/20/bertumbuh-di-masa-masa-yang-baik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar