LUKAS
5:1-11
Ada kontras antara pengajaran / pemberitaan Injil yang Yesus lakukan dalam Luk 4 dengan dalam Luk 5. Kontrasnya yaitu: dalam Luk 4 Yesus mengajar / memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat (Luk 4:15,16,33,44), sedangkan dalam Luk 5 Yesus mengajar di luar rumah ibadat:
- Luk 5:1 ® di danau.
- Luk 5:12 ® di sebuah kota. Di sana ada orang kusta, dan ini menunjukkan bahwa itu tak mungkin terjadi di rumah ibadat, karena orang kusta pasti dilarang masuk rumah ibadat.
- Luk 5:19 ® di sebuah rumah.
- Luk 5:27 ® di luar, dimana ia bertemu Matius / Lewi si pemungut cukai.
Semua ini
mengajar apa? Ini mengajar bahwa sekalipun gereja seharusnya dipenuhi dengan
Pengajaran Firman dan khususnya Pemberitaan Injil, tetapi hal-hal itu tidak
boleh hanya dilakukan di dalam gereja! Tentu saja baik kalau saudara bisa
mengajak orang datang ke gereja untuk mendengar Firman / Injil, tetapi ada
banyak orang tidak mau diajak untuk pergi ke gereja. Karena itu, kita yang harus
keluar untuk menginjili mereka di tempat dimana mereka berada.
Banyak orang kristen yang sudah
memberitakan Injil, tetapi lalu ‘kehabisan ladang’, karena semua orang yang
dekat sudah diinjili. Maka ia harus mencari ladang baru yang bisa diinjili!
Lihatlah betapa bervariasinya tempat-tempat dan orang-orang yang diinjili oleh
Yesus dalam Luk 5 ini!II) Mujijat penangkapan ikan:
1) Mujijat penangkapan ikan di sini jelas tidak sama dengan yang
terjadi dalam Yoh 21:1-14, karena Yoh 21:1-14 itu terjadi setelah kebangkitan
Yesus.
2) Terjadinya mujijat penangkapan ikan di sini.
Dalam ay 4 kita melihat bahwa selesai mengajar, Yesus menyuruh
Petrus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menjala ikan di sana. Sebetulnya
Petrus mempunyai alasan-alasan rasionil untuk mengabaikan perintah Yesus itu,
misalnya:
- Yesus adalah tukang kayu, bukan nelayan. Bagaimana mereka sebagai nelayan harus menuruti nasihat dari tukang kayu dalam hal menangkap ikan?
- Sepanjang malam itu mereka tidak mendapat ikan (ay 5), padahal malam adalah waktu yang terbaik untuk menangkap ikan. Tetapi sekarang Yesus menyuruh mereka menjala ikan pada pagi / siang hari.
- Tempat yang dalam bukanlah tempat yang baik untuk menjala ikan, kecuali mereka mempunyai jala yang sangat besar / lebar, yang jelas tidak dipunyai oleh nelayan pada jaman itu.
Tetapi, hal yang luar biasa adalah: sekalipun ia mempunyai
alasan-alasan rasionil tersebut, ia tetap mentaati perintah itu!
Penerapan:
Kalau
saudara mendapat perintah Tuhan, dan saudara mempunyai alasan yang rasionil
untuk tidak mentaati perintah Tuhan itu, apakah saudara tunduk pada Firman Tuhan
ataukah pada alasan rasionil saudara? Bdk. Amsal 3:5-6.
Contoh:
- Tuhan menyuruh saudara untuk jujur. Tetapi, dalam hal-hal tertentu, seperti dalam bisnis / pekerjaan, kejujuran bisa merugikan kita / mengurangi keuntungan kita. Akankah saudara tetap jujur?
- Tuhan menyuruh saudara untuk mengasihi musuh, bahkan untuk membalas kejahatan dengan kasih. Tetapi kalau hal itu saudara lakukan, maka ‘para musuh’ itu pasti akan makin menjadi-jadi dalam menjahati saudara. Apakah hal itu saudara jadikan alasan untuk tidak mentaati Firman Tuhan?
- Tuhan menyuruh saudara untuk memberi persembahan persepuluhan. tetapi ternyata penghasilan saudara tidak mencukupi kebutuhan hidup saudara! Lalu, bagaimana? Apakah saudara tetap taat pada perintah Tuhan?
- Tuhan menyuruh saudara untuk melayani Dia, padahal saudara sudah sangat sibuk. Maukah saudara mentaati perintah Tuhan itu?
Ketaatan Petrus ini menyebabkan terjadinya suatu mujijat, yaitu
mereka menangkap begitu banyak ikan, sehingga jala mulai koyak dan perahu hampir
tenggelam karena dipenuhi ikan. Mujijat ini mengalahkan Petrus ‘di
daerahnya’ sendiri (di daerah dimana ia adalah seorang ahli), dan ini
menyebabkan ia dan nelayan-nelayan lain menjadi takjub (ay 9).
III) Akibat
mujijat itu pada diri Petrus:
1) Petrus takjub (ay 9).
2) Petrus menyadari keillahian Yesus.
Ini terlihat dari perubahan sebutan yang dipakai oleh Petrus
terhadap Yesus. Dalam ay 5, sebelum mujijat itu terjadi, ia menyebut Yesus
dengan sebutan ‘Guru’, bahasa Inggrisnya ‘Master’, bahasa
Yunaninya EPISTATA. Kata ini:
- hanya dipakai sebanyak 6 x dalam Perjanjian Baru.
- hanya dipakai oleh Lukas.
- selalu menunjuk kepada Yesus.
(bdk. Luk 8:24,45 9:33,49 17:13).
Arti
sebenarnya dari EPISTATA adalah ‘superintendent,
overseer’ (= atasan, pengawas).
Tetapi,
dalam ay 8, setelah terjadinya mujijat itu, ia menyebut Yesus dengan sebutan
‘Tuhan’, bahasa Inggrisnya ‘Lord’, bahasa Yunaninya KURIOS. Kata
bahasa Yunani KURIOS ini menterjemahkan kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH,
yang dalam Perjanjian Lama selalu menunjuk kepada Allah.
Perubahan sebutan itu menunjukkan bahwa mujijat yang dilakukan oleh
Yesus itu menyadarkan Petrus bahwa Yesus adalah Allah.
Penerapan:
Percayakah
saudara bahwa Yesus adalah Allah? Atau hanya sekedar nabi, orang baik, guru?
Kalau saudara percaya bahwa Yesus adalah Allah, maka jangan biarkan hal itu
menjadi suatu kepercayaan yang kosong / tidak berarti. Iman saudara itu harus
diwujudkan dengan maunya saudara berusaha untuk mengenal Dia lebih baik,
menyembah Dia, memuliakan Dia, mengasihi Dia, mentaati Dia, dan melayani Dia.
Kalau tidak, maka ‘iman’ saudara itu hanyalah iman di mulut / di otak belaka
dan ‘iman’ seperti itu tidak menyelamatkan saudara!
3)
Petrus menyadari kesucian Yesus / Allah dan sekaligus keberdosaannya.
Dalam
ay 8 Petrus berkata: ‘Pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa’.
Kesadarannya bahwa Yesus adalah Allah, secara otomatis diikuti dengan kesadaran
akan kesucian Yesus, karena Allah pasti suci. Ini menyebabkan ia merasa kotor /
berdosa / tidak layak berada bersama dengan Yesus.
Banyak
orang cuma menekankan bahwa Allah adalah kasih. Ini adalah sesuatu yang salah /
tidak seimbang. Allah memang kasih tetapi Ia juga suci!
Kesucian
Allah terlihat dari:
a) Hukum-hukum Tuhan yang begitu tinggi tuntutannya (Misalnya: Mat
5:28,44 dsb).
b)
Adanya Imam-imam (pengantara antara Allah dan manusia dalam Perjanjian Lama).
c)
Adanya tabir Bait Allah yang menjadi pemisah antara manusia berdosa dengan Allah
yang maha suci dalam Perjanjian Lama.
d)
Banyaknya hal-hal yang membuat seseorang najis dalam Perjanjian Lama (Misalnya:
Im 11-15).
e)
Kata ‘kudus, kudus, kudus’ yang ditujukan kepada Tuhan dalam Yes 6:3 dan Wah
4:8. Sesuatu yang perlu diperhatikan adalah: sekalipun Allah itu kasih, dan
kasihNya sangat ditekankan, tetapi tidak pernah ada sebutan ‘kasih, kasih,
kasih’ yang ditujukan kepada Allah.
f)
Dibutuhkannya penebusan Yesus Kristus supaya manusia bisa mencapai Allah.
Penerapan:
- apakah saudara menyadari kesucian Allah yang begitu tinggi, dan apakah saudara menyadari bahwa hal itu menyebabkan saudara sama sekali tak layak menghadap Allah, apalagi masuk surga dan tinggal di sana bersama Allah, selain oleh penebusan Yesus Kristus?
- kesucian Allah ini menyebabkan di awal kebaktian selalu ada doa pengakuan dosa. Ini juga perlu saudara lakukan setiap kali menghadap Tuhan, seperti berdoa, bersaat teduh dsb.
4) Petrus ‘mengusir’ Tuhan Yesus (ay 8).
Kesadaran
bahwa Yesus adalah Allah yang maha suci, dan kesadarannya bahwa ia adalah
manusia yang penuh dengan dosa menyebabkan Petrus merasa takut (bdk. ay 10), dan
merasa tidak layak bersama Yesus. Itulah sebabnya ia ‘mengusir’ Yesus! Ada 2
hal yang perlu dicamkan di sini:
a) Sekalipun tindakan pengusiran itu, kalau ditinjau secara
lahiriah, adalah sesuatu yang salah, tetapi pengusiran itu didorong oleh sesuatu
yang benar di dalam diri Petrus.
b)
Petrus tidak sungguh-sungguh ingin terpisah dari Yesus, tetapi ia merasa layak
terpisah dari Yesus.
Ada pengusiran yang lebih jelek yang merupakan pengusiran yang
sungguh-sungguh / serius:
- orang-orang Farisi, imam-imam, ahli-ahli Taurat membenci / mengusir Yesus karena iri hati.
- Yoh 3:19-20: orang jahat benci kepada terang.
- Luk 8:33: orang-orang itu mengusir Yesus karena Yesus merugikan mereka.
Penerapan:
Apakah
saudara sering mengusir Yesus dengan cara menolak Firman Tuhan yang menegur
saudara, atau dengan cara marah kepada pendeta yang menegur dosa saudara?
Apakah saudara ingin berhenti menjadi orang kristen karena merasa
bahwa ketaatan kepada Yesus adalah sesuatu yang merugikan saudara?
IV) Sikap /
tindakan Yesus:
1) Ia tidak menuruti permintaan Petrus, tetapi sebaliknya Ia
memanggil dan mau memakai Petrus (ay 10 bdk. Mat 4:19).
a) Seharusnya Yesus yang maha suci itu mempunyai hak untuk mengusir
manusia yang berdosa. Tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Bahkan, pada saat
terjadi hal yang sebaliknya, Yesus ternyata bukan saja tidak mau pergi
meninggalkan manusia yang berdosa itu, tetapi sebaliknya Ia memanggil manusia
yang berdosa itu. Apakah hal ini tidak menunjukkan kasih Yesus yang begitu luar
biasa kepada orang-orang berdosa, termasuk saudara dan saya?
b) Yesus memanggil dan mau memakai nelayan, yang adalah orang bodoh
/ tak terpelajar sebagai alatNya.
Calvin: "When
our Lord chose persons of this description it was not because he preferred
ignorance to learning: as some fanatics do, who are delighted with their
ignorance, and fancy that, in proportion as they hate litelature, they approach
the nearer to the apostles" (= Pada
waktu Tuhan kita memilih orang-orang seperti ini itu bukanlah karena Ia lebih
senang orang bodoh dari pada yang terpelajar, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang fanatik, yang senang dengan kebodohan mereka, dan berkhayal bahwa
makin mereka membenci literatur makin mereka mirip dengan rasul-rasul).
Dalam persoalan pemanggilan orang bodoh / tak terpelajar ini, ada 2
hal yang perlu diingat:
- Selain memanggil orang bodoh / tak terpelajar, Yesus juga memanggil orang pandai / berpendidikan, seperti Paulus.
- Yesus memanggil orang bodoh / tak berpendidikan tetapi bukannya lalu membiarkan mereka bodoh / tak berpendidikan terus. Sebaliknya Yesus mengajar mereka sehingga menjadi pandai (dalam hal rohani).
Perlu diingat bahwa syarat penatua adalah cakap mengajar. Bagaimana
orang bisa mengajar kalau ia bodoh terus? Jadi, bodoh / tak berpendidikan bukan
halangan untuk melayani Tuhan, tetapi ia harus mau belajar!
2) Panggilan Yesus adalah: menjadi penjala manusia (ay 10).
a) Sekalipun panggilan ini ditujukan kepada Petrus, tetapi yang
menanggapi adalah ‘mereka’ (ay 11). Karena itu jelas terlihat bahwa
panggilan Yesus ini berlaku untuk semua orang, termasuk saudara.
b) Penjala ikan menjadi penjala manusia.
- Ada penafsir yang beranggapan bahwa mujijat penangkapan ikan di sini merupakan suatu perumpamaan tentang menjala manusia. Saya tidak tahu apakah itu bisa dibenarkan atau tidak, tetapi jelas bahwa memang ada beberapa kemiripan antara 2 hal ini, yaitu:
- harus ada keberanian. Orang yang menjala ikan pasti ada resiko terkena badai, dsb, dan demikian juga orang yang menjala manusia juga ada resikonya. Karena itu keduanya membutuhkan keberanian.
- harus ada kerja sama, bukan persaingan (ay 7). Betul-betul hebat bahwa teman-teman diperahu yang lain itu tidak menganggap Petrus sebagai saingan, tetapi sebaliknya mau membantu dan bekerja sama dengan Petrus untuk menangkapi ikan yang terjala. Dalam menjala manusia, gereja, hamba Tuhan, dan semua orang kristen juga harus meniru sikap ini.
- harus ada ketaatan kepada Tuhan (ay 4-5).
- harus ada kerajinan dan ketekunan (ay 4-5 bdk. Pengkhotbah 11:4,6 1Kor 15:58).
Tetapi juga ada perbedaan antara dua hal ini, yaitu: ikan ditangkap
untuk dibunuh, tetapi manusia tidak. Karena itu terjemahan hurufiah dari
kata-kata ‘menjala manusia’ dalam ay 10 itu sebetulnya berbunyi ‘catching
men alive’ (= menangkap manusia
hidup-hidup).
- Mungkin hubungan antara 2 hal ini menyebabkan ‘ikan’ menjadi simbol orang kristen abad pertama. Perlu diketahui bahwa kata ‘ikan’ dalam bahasa Yunani adalah ICHTHUS, dan ini dijadikan singkatan dari IESOUS CHRISTOS THEOU HUIOS SOTER, yang berarti ‘Yesus Kristus Anak Allah Juruselamat’.
Catatan:
perlu diketahui bahwa:
o
Huruf CH di awal kata
CHRISTOS, dalam abjad Yunani adalah satu huruf, yaitu huruf CHI.
o
Huruf TH di awal kata
THEOU, dalam abjad Yunani adalah satu huruf, yaitu huruf THETA.
o
Kata HUIOS dalam
bahasa Yunani dimulai dengan huruf U (UPSILON).
V) Tanggapan
Petrus:
1) Ia mengikut Yesus (ay 11).
Yesus selalu memanggil dengan berkata: ‘Ikutlah Aku’!
Karena itu, kita harus memastikan bahwa di dalam kita menjadi orang
kristen, kita betul-betul mengikut Dia! Ada banyak orang kelihatannya
mengikut Yesus, tetapi sebetulnya tidak! Contoh:
- Orang kristen yang begitu fanatik pada gerejanya sendiri. Kalau ia pergi ke luar kota, ia tidak mau pergi ke gereja, karena di sana tidak ada gereja dengan merk yang sama. Ini bukan pengikut Yesus, tetapi pengikut gereja!
- Orang kristen yang fanatik kepada pendeta tertentu. Memang kita harus memilih pendeta, supaya jangan kita mendengar ajaran yang sesat dari para nabi palsu. Tetapi, ada orang kristen yang menjadi begitu fanatik kepada pendeta tertentu, sehingga kalau pendeta itu tidak berkhotbah, ia tidak mau ke gereja. Ini bukan pengikut Yesus, tetapi pengikut pendeta!
- orang kristen yang menjadi kristen hanya karena orang tuanya / keluarganya / pacarnya adalah orang kristen. Mereka bukanlah pengikut Yesus, tetapi mereka adalah pengikut orang tua / keluarga / pacar!
Renungkan! Apakah saudara betul-betul mengikuti Yesus?
2) Ia segera mengikut Yesus (ay 11).
Jangan menunda dalam mengikut Yesus! Mengapa? Karena:
a) Tak selalu Tuhan mau menerima (Yes 55:6).
b)
Kita tidak tahu kapan kita akan mati. Bagaimana kalau saudara mati dengan
mendadak sehingga tidak ada kesempatan untuk bertobat? (bdk. Ams 27:1 Yak
4:14a).
c) Kalau akhir jaman tiba, Yesus akan datang ke dua kalinya. Itu
akan terjadi pada saat yang tidak saudara duga (Mat 24:44). Dan kalau hal itu
terjadi, maka kesempatan untuk bertobat akan hilang! Kalau selama ini Yesus
sabar saja melihat saudara mengusir Dia, maka pada saat itu, Ialah yang akan
mengusir saudara! (Mat 7:23b Mat 25:41).
3) Ia meninggalkan segala sesuatu, termasuk bisnis ikannya yang
baru saja sukses luar biasa.
a) Di sini kita melihat sesuatu yang luar biasa. Yesus memberi
Petrus sukses secara jasmani, tetapi ini menyebabkan ia melihat kebesaran Tuhan
sehingga ia justru tidak menghargai sukses jasmani itu, tetapi sebaliknya
meninggalkannya dan mengikut Tuhan dan melayaniNya.
Kebanyakan
orang pada waktu diberi sukses jasmani, lalu justru mendewakan kesuksesan
tersebut dan terikat pada kesuksesan tersebut sehingga meninggalkan Tuhan /
tidak mengikut Tuhan.
Saudara
lebih mirip yang mana?
b) Memang tidak semua orang dipanggil untuk meninggalkan segala
sesuatu dan menjadi hamba Tuhan yang full timer. Tetapi semua orang
kristen harus rela melakukan hal itu kalau Tuhan memang menghendaki. Relakah
saudara?
-AMIN-
http://www.golgothaministry.org/lukas/lukas-5_1-11.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar